Mendesak Tuhan

|

"Dapatkah Tuhan membuat batu yang sangat besar sehingga Ia tidak mampu mengangkatnya".

Pasti yang akan anda katakan kalau melihat pertanyaan ini adalah "Jadul amat sih ini pertanyaan". Memang bagi orang yang sudah lama berkecimpung dalam bidang filsafat pasti sudah tidak asing lagi dengan pertanyaan seperti ini, dia juga akan menganggap pertanyaan ini adalah pertanyaan yang jadul, tahun dua, atau yang lainnya. Berbeda dengan orang yang baru mengenal filsafat, dia pasti sudah merasa cukup hebat dengan mengetahui pertanyaan ini, dan bertanya pada orang lain. Kalau ada orang yang bertanya seperti ini pada saya, kata-kata yang pertama kali akan terucap dari mulut saya adalah "Ah, jadul amat sih pertanyaan lu. Gak ada pertanyaan lain apa ?". Di beberapa milis filsafat saya pernah berkata seperti itu, tapi karena si pembuat threadnya sudah kepalang posting, dia bilang "Kalau jadul, coba deh lu jawab !!! jangan ngomong doang, kalau gak bisa jawab bilang ajah !!". 

Sebelum menjawab pertanyaan itu ada sebaiknya kita teliti lagi, apa maksud dari pertanyaan itu ? akan mengarah kemana pertanyaan itu ?

Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang tidak cukup dengan jawaban "mampu" atau "tidak mampu". Karena jika kita menjawab Tuhan mampu membuatnya, maka dia yang bertanya akan mengatakan "Berarti Tuhan tidak Maha Kuasa, karena Tuhan tidak mampu mengangkat batu tersebut" dan jika kita menjawab Tuhan tidak mampu membuatnya, mereka yang bertanya juga akan berkata "Kalau Tuhan tidak mampu membuatnya, dimana letak Kemaha Kuasaan Tuhan sehingga ia tidak mampu membuatnya ?".   

Jadi setelah mengetahui hal ini, jawaban apa yang akan kita berikan ?

Jawaban tercerdas sepanjang masa yang pernah saya lihat adalah "Tidak tahu". (ha..ha..ha..) Kalau kita lihat dari jawaban tersebut, sepertinya orang itu sangat malas dipusingkan dengan pertanyaan semacam itu, tapi kalau kita menjawab. Apakah jawaban tersebut sudah mewakili jawaban Tuhan ? atau kita sedang berusaha membela Tuhan ? Jadi saya setuju dengan jawaban "Tidak tahu" tersebut. Tapi kali ini saya akan mencoba mengajak pembaca untuk sama-sama mengkaji pertanyaan tersebut

Tuhan Yang Maha Kuasa

Anggap saja kita menjawab bahwa Tuhan mampu membuatnya setelah kita diberikan pertanyaan semacam itu. Setelah membuat batu itu, apakah Kemaha Kuasaan Tuhan hilang ? jika hilang, siapa yang lebih kuasa dari Tuhan ? Apakah batu ?
Tuhan ---> Membuat batu ---> Ia berkuasa atas batu itu
Tuhan ---> Membuat batu ---> Ia tidak berkuasa mengangkat batu itu

Jika kita teliti lagi, Tuhan telah berkuasa membuat batu yang sangat besar tersebut, sehingga ia tidak mampu untuk mengangkatnya. Tuhan tidak mampu mengakatnya, apakah Tuhan sudah tidak Maha Kuasa ? Apakah sekarang Batu tersebut yang lebih berkuasa dibanding Tuhan ? sedangkan batu tersebut telah dibuat oleh Tuhan, berarti Tuhan telah berkuasa membuat batu tersebut, dan Tuhan tidak mampu mengangkatnya, bukan karena kuasa batu tersebut Tuhan tidak mampu membuatnya, tapi karena ketidak mampuan Tuhan sendirilah sehingga Tuhan tidak mampu mengangkatnya. Jadi setelah ini, apakah batu tersebut lebih berkuasa dibandingkan Tuhan ? menurut saya tidak sama sekali. 

Catatan kecil : Manusia selalu menjawab pertanyaan yang ditujukan pada Tuhan, seolah jawaban mereka itu telah mewakili jawaban Tuhan.

0 komentar:

Posting Komentar