Atheis Berbicara Iman

|


Baru-baru ini ada seorang  teman diskusi di milis berkata “Ah, apa sih bagus dan hebatnya theis, mereka selalu menuntut percaya terlebih dahulu tanpa harus ada permainan logika, tidak seperti atheis yang menuntut pembuktian dulu terhadap sesuatu, baru setelah itu percaya”. Dengan seketika, saat saya melihat postingan tersebut, mata dan otak saya telah tertuju pada orang itu. Saya langsung berfikir “Apakah atheis yang satu ini benar-benar membutuhkan pembuktian dulu terhadap sesuatu baru dia dapat mempercayainya ?”.
Sebenarnya dari beberapa Atheis yang saya temukan dalam berbagai diskusi, kebanyakan dari mereka masih terkesan percaya terlebih dahulu tanpa harus ada pembuktiannya, hanya saja mereka selalu menyediakan berbagai penjelasan yang kata mereka itu penjelasan yang ilmiah. Jadi bias dikatakan orang-orang atheis itu masih beriman, hanya saja iman mereka dalam konteks yang berbeda.
Seperti contoh berikut : Teori Big Bang, ini adalah teori yang amat sangat terkenal. Big Bang adalah salah satu model kosmologi ilmiah mengenai bentuk awal dan perkembangan alam semesta. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta berasal dari kondisi super padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13,7 milyar tahun lalu (pengukuran terbaik pada tahun 2009 memperkirakan hal ini terjadi sekitar 13,3 - 13,8 milyar tahun yang lalu) dan terus mengembang sampai sekarang.

Para atheis sering sekali menggunakan teori ini sebagai dalil terbentuknya alam semesta. Tapi apakah ini benar ? Jika kita terbawa oleh alur pemikiran dari kaum atheis, yang kebanyakan dari mereka adalah orang-orang dari aliran filsafat materialism, yang menjadikan panca indera mereka sebagai satu-satunya alat untuk mencapai ilmu. Maka kita harus menolak teori Big Bang itu secara mentah-mentah. Karena teori Big Bang itu sama sekali tidak terindera oleh kita. Satu-satunya cara untuk mempercayai dasar teori itu adalah dengan mereka membuat mesin waktu yang membawa mereka pada suatu waktu terjadinya Big Bang itu sendiri.
Atau mungkin dengan mereka mempercayai Thomas Alva Edison yang pada Tahun 1877 ia telah menemukan phonograph. Dengan sangat detail mereka kalangan atheis membaca literature tersebut untuk membuat orang percaya bahwa Thomas Alva Edison memang telah menemukan phonograph tersebut, tapi jika saya benar-benar seorang filsuf dari aliran meterialisme, maka saya tidak akan percaya begitu saja. Karena seharusnya saya konsisten bahwa panca indera adalah satu-satunya cara untuk mencapai ilmu. Jadi karena hal tersebut tidak dapat terjangkau oleh indera saya ini, maka saya harus menolak hal itu dan saya tidak dapat percaya bahwa Thomas Alva Edison adalah orang yang telah menemukan phonograph. Setelah didesak dengan pemikiran yang seperti itu, mereka biasa mengatakan bahwa telah ada “proof” atau “evidence” yang dapat menyimpulkan bahwa benar Thomas Alva Edison adalah penemu phonograph tersebut.
Muak rasanya mendengarkan hal yang seperti itu, orang-orang yang tidak konsisten. Yang selalu menuntut Tuhan harus terindera oleh mereka, baru mereka dapat mempercayai bahwa Tuhan itu ada. Kalau caranya seperti itu, apa bedanya mereka kalangan atheis dengan saya theis yang mempercayai keberadaan Tuhan lewat Al Quran dan Hadist ? Bisa saja saya mengatakan Al Quran dan Hadist adalah sebagai proof atau evidence bahwa Tuhan itu ada. Lalu apa ? mereka ingin mengatakan bahwa itu adalah hasil konspirasi Nabi Muhammad SAW dengan orang-orang terdahulu ? Lalu bagaimana jika saya katakan bahwa proof atau evidence yang dapat menyimpulkan bahwa benar Thomas Alva Edison adalah bentuk konspirasi Thomas Alva Edison dengan orang-orang terdahulu untuk membohongi dunia ? Apakah akan ada jawaban “Lihat saja bola lampu yang menempel dilangit-langit rumahmu, hasil dari siapa itu jika bukan salah satu hasil karya dari Thomas Alva Edison ?”. Lalu bagaimana jika saya menjawab “Lalu siapa yang telah membuat Al Quran jika bukan Nabi Muhammad SAW yang diberikan wahyu oleh Allah SWT yang disampaikan melalui Malaikat Jibril ?
Dengan begitu, apa bedanya yang mereka katakan percaya dengan yang saya katakan iman ? Bukankah mereka telah percaya tanpa diberikan sebuah bukti dan hanya diberikan penjelasan yang katanya ilmiah ? Secara tidak langsung mereka sebenarnya telah beriman, hanya saja mereka beriman kepada orang-orang yang disebut ilmuwan dan mempunya penjelasan-penjelasan yang mereka anggap itu sangat ilmiah.
Cis !!! Begitulah mereka telah membentuk jati diri bahwa mereka adalah seorang hipokrit sejati, yang hanya menyandarkan keAtheisannya pada ilmuwan-ilmuwan terdahulu yang sekali lagi saya katakan, jika saya menjadikan panca indera sebagai satu-satunya cara untuk mencapai ilmu. Maka saya katakan dengan sangat tegas bahwa Thomas Alva Edison, Charles Darwin, Albert Eisntein, Karl Marx, dan lain-lainnya itu hanyalah sebuah mitos, mereka itu sebenarnyan tidak ada.

0 komentar:

Posting Komentar