Seandainya Uang Haram dan Halal itu Berlabel Seperti Makanan

|

Belum lama ini aku bertemu dengan teman lamaku dan berbicara tentang masalah penghasilan mungkin memang sudah lumrah bagi orang-orang seusiaku membicarakan hal tersebut.
"Wah sekarang kerja dimana ?" Kataku 
"Gw sih freelance". jawabnya 
"Freelance apaan ?" 
"Iya freelance, gw ada banyak kerjaan tinggal pilih aja mau yang haram atau yang halal ? 
"Hah apa aja ?" 
"Kalo yang haram gw biasa cari orang buat foto KT". (Foto Bugil) 
"Ah gila !!"
"Yah gw sih itung2 nolong orang, mereka punya potensi kenapa gak gw arahkan. Kalo mau ya syukur kalo gak mau ya udah". Katanya. 
"Tapi boss gw haji lo jangan salah, fotonya sih gak buat disebarin tapi buat konsumsi pribadi sama seni ajah". Sambungnya lagi.
"Ah pusing sekali kepalaku", gak habis pikir seorang Haji seseorang yang sudah pernah menunaikan 5 rukun Islam tega berbuat hal tersebut dengan alasan seni, mengeksploitasi anak remaja. Mungkin orang tersebut Haji Bangsat. Akupun berfikir “ah gampang kok jadi haji, asal ada duit aja, jadi gak usah nganggap haji itu orang hebat lah”, padahal waktu masih kecil aku selalu berfikir bahwa seorang Haji adalah orang suci yang sangat minim sekali dosanya, bahkan gelar pak ustadz pun masih di bawah Pak Haji.

Sejarah Teks Al Quran

|

Klik disini untuk mengunduh ebook "Sejarah Teks Al Quran"

Muhammad Prophet for Our Time

|

Klik disini untuk mengunduh Digital Book "Muhammad Prophet for Our Time"

Tuhan Alam Manusia. Perspektif Sains dan Agama

|

Klik disini untuk mengunduh digital book "Tuhan, Alam, Manusia"

Kapitalisme

|

Aku yang terbangun dari tidurku yang panjang.
Tersadar bahwa aku berada dalam suatu belenggu.
Tak dapat bergerak.
Tak dapat berfikir.
Rantai yang tak terlihat.
Tetapi mengikat jasad dan jiwa begitu kencang.
Dengan rantai berlabelkan Kapatalis.
Mereka membuat kami tak dapat bergerak.
Mengikuti setiap pola yang mengalahkan garis Tuhan.
Mereka membuat kami tak berdaya.
Merenggut setiap koin kami.
Sehingga kami tak mempunyai cukup koin untuk membeli suatu kebahagiaan.
Tak cukupkah dengan apa yang mereka dapatkan ?
Sehingga kami dibuatnya seperti sebuah hamba atas dirinya.
Renggut kebahagiaan kami.
Ikat jasad kami.
Ikat jiwa kami.
Tapi tak dapat kau miliki semua itu.
Menunggu kematian atau bahkan bunuh diri.
Menjadi lebih baik daripada menjadi hambamu.

Keinginan Melihat Tuhan

|

Beberapa kali masuk kedalam grup Filsafat dan Atheis, saya menemukan beberapa thread yang unik disertai postingan komentar yang unik pula. Beberapa dari thread itu membahas tentang keberadaan Tuhan, dan para Atheis yang berada disana menuntut supaya Tuhan dapat tertangkap oleh indera penglihatan mereka, setelah itu baru mereka mempercayai bahwa Tuhan itu ada. Menurut saya ini sangat aneh, jika anda tidak percaya. Mari kita kaji sedikit tentang keinginan manusia melihat Tuhan supaya mempercayai eksistensi dari Tuhan itu sendiri.

Melihat Tuhan

Jika kita mendengar kata "Melihat", sudah pasti yang tersirat didalam benak kita adalah seseorang menanggakap gambaran suatu obyek dengan mata mereka. Ini mutlak dipakai untuk melihat suatu obyek dan mengetahui keberadaannya secara geografis. Setelah mengetahui hal ini kita akan coba menghubungkannya dengan keberadaan Tuhan secara geografis.

Fuck The Police

|

Pagi-pagi waktu baru sampai tempat kerja, sedikit bingung mau ngapain. Terlalu sering online di Facebook jadi bikin bosan juga. Buat membunuh rasa bosan, saya ambil kepingan mp3 yang ada di laci, waktu diliat ternyata ada lagu "Fuck The Police" yang dinyanyikan oleh "Rage Against The Machine". Langsung deh saya dapat inspirasi buat nulis di blog Sisi Gelap Otak ini.

Polisi

Dialah salah satu oknum yang bisa kita katakan brengsek yang ada di negeri kita yang seharusnya indah ini. Untuk mengenali mereka sangatlah mudah. Jika anda para pembaca melihat Seorang dengan seragam cokelat seperti Pramuka, menggunakan sepatu pantopel (malkum orang sunda) atau boot, menggunakan sabuk seperti yang sering digunakan jawara kampung (FBR) hanya saja ini berwarna hitam, tergantung borgol di sabuknya dan terdapat pistol yang juga tergantung di sabuknya. Yah, itu adalah polisi. Jelek bukan ?

Atheis Berbicara Iman

|


Baru-baru ini ada seorang  teman diskusi di milis berkata “Ah, apa sih bagus dan hebatnya theis, mereka selalu menuntut percaya terlebih dahulu tanpa harus ada permainan logika, tidak seperti atheis yang menuntut pembuktian dulu terhadap sesuatu, baru setelah itu percaya”. Dengan seketika, saat saya melihat postingan tersebut, mata dan otak saya telah tertuju pada orang itu. Saya langsung berfikir “Apakah atheis yang satu ini benar-benar membutuhkan pembuktian dulu terhadap sesuatu baru dia dapat mempercayainya ?”.
Sebenarnya dari beberapa Atheis yang saya temukan dalam berbagai diskusi, kebanyakan dari mereka masih terkesan percaya terlebih dahulu tanpa harus ada pembuktiannya, hanya saja mereka selalu menyediakan berbagai penjelasan yang kata mereka itu penjelasan yang ilmiah. Jadi bias dikatakan orang-orang atheis itu masih beriman, hanya saja iman mereka dalam konteks yang berbeda.

Logika Menuju Jalan Iman

|

Pernah gak nih berfikir kalau agama-agama di dunia ini ada banyak sekali. Jka dikumpulkan semua, mungkin saya perlu meminjam jari anda untuk menghitungnya (he..he..he..). Dari sekian banyaknya Agama yang ada di dunia, yang mana sih yang bener ? pernah gak mikir gini ? atau anda ini percaya bahwa Agama anda adalah Agama yang benar yang lain salah. Pas ditanya :
"Emang Agama ente bener itu kata siapa ?".
Pasti jawabnya "Dari kitab suci gua atuh, di kitab suci gua udah tertulis kalau Agama gua itu agama yang paling benar, dan yang lainnya salah".
 Sampai disitu, saya pasti akan bertanya.
"Lah, wong di kitab mereka juga ada pernyataan kalau Agama mereka itu adalah Agama yang paling benar dan yang lainnya salah, jadi gimana tuh ?"
Sampai disana, kita pasti sudah mulai berfikir bahwa semua agama mempunyai klaim kebenaran masing-masing yang tidak bisa diganggu gugat oleh kitab dari agama lain, karena masing-masing agama sudah mempunyai parameter kebenaran tersendiri. Misalnya dari Agama Nasrani, mereka sudah mempunyai klaim kebenaran tersendiri bahwa Yesus itu adalah Tuhan mereka, tapi apakah itu benar untuk agama Islam ? dan pada Agama Islam ada klaim bahwa Yesus itu bukanlah Tuhan melainkan hanya seorang utusan Tuhan atau Nabi, tapi apakah klaim tersebut benar bagi Agama Nasrani ? (Pusing, pusing dah lu bacanya)

Mendesak Tuhan

|

"Dapatkah Tuhan membuat batu yang sangat besar sehingga Ia tidak mampu mengangkatnya".

Pasti yang akan anda katakan kalau melihat pertanyaan ini adalah "Jadul amat sih ini pertanyaan". Memang bagi orang yang sudah lama berkecimpung dalam bidang filsafat pasti sudah tidak asing lagi dengan pertanyaan seperti ini, dia juga akan menganggap pertanyaan ini adalah pertanyaan yang jadul, tahun dua, atau yang lainnya. Berbeda dengan orang yang baru mengenal filsafat, dia pasti sudah merasa cukup hebat dengan mengetahui pertanyaan ini, dan bertanya pada orang lain. Kalau ada orang yang bertanya seperti ini pada saya, kata-kata yang pertama kali akan terucap dari mulut saya adalah "Ah, jadul amat sih pertanyaan lu. Gak ada pertanyaan lain apa ?". Di beberapa milis filsafat saya pernah berkata seperti itu, tapi karena si pembuat threadnya sudah kepalang posting, dia bilang "Kalau jadul, coba deh lu jawab !!! jangan ngomong doang, kalau gak bisa jawab bilang ajah !!". 

"Rasanya" Tuhan

|

"Merasakan Tuhan"ini yang sering saya lihat setiap kali masuk di grup filsafat. Pada awalnya saya sama sekali tidak ada niat untuk menaruh posting komentar disana, tapi setelah melihat thread itu menjadi semakin ramai, entah ada bisikan darimana yang membuat saya ingin sekali ikut meramaikan suasana disana. Sebenarnya dari kata "Merasakan Tuhan" ada banyak hal yang dipertanyakan disini.
  1. Apakah Tuhan bisa dirasakan ?
  2. Kalau bisa, seperti apa rasa Tuhan itu ?
  3. Atau "rasanya" Tuhan itu ada ?

Kerugian Teis (Islam) Jika Penghakiman Hari Akhir Tidak Ada (Pernyataan Beberapa Atheis)

|

Masalah rugi atau untung jika tidak adanya Penhakiman di hari akhir sering kali dipermasalahkan oleh kalangan Ateis pada Kalangan Teis, terutama Teis yang berasal dari Agama Islam. Kenapa mereka lebih mempersalahkannya pada Agama Islam ? Karena menurut mereka Umat Islam telah menghabiskan sedikit waktunya untuk ibadah yang jika hari akhir itu tidak ada akan sangat merugikan Umat Islam itu sendiri.

Memang benar jika kita pandang hal itu dengan sekilas saja, untuk apa kita cape-cape nungging, sujud, diri lagi bolak-balik ada yang sampai 2 bahkan 4 kali diulang-ulang 5 kali sehari, sudah terbuang waktu kita untuk melakukan hal itu jika hari akhir itu tidak ada, dan sia-sia apa yang telah kita lakukan jika memang penghakiman hari akhir itu tidak ada, itu jika kita memandangnya dengan sekilas saja. Tapi saya mempunyai pendapat yang berbeda, tidak ada yang sia-sia jika kita melakukan hal tersebut bilamana nantinya penghakiman hari akhir itu tidak tidak ada (Tapi saya mempercayai itu ada) he..he..he.. Kenapa bisa begitu ?

Band Slayer Mendorong Saya Untuk Mempelajari Tentang Jihad

|


Band beraliran Metal yang bernamakan "Slayer". Siapa sih anak metal yang gak tau tentang band ini ? kayanya belum bisa dibilang anak metal kalau belum pernah dengan lagu-lagu dengan nada distorsi dari band ini. Dulu sewaktu saya masih duduk dikelas 3 SMP, saya sangat menyukai lagu-lagu dari Band ini, hingga pada saat saya SMA, saya mendengar lagu dari band Slayer yang berjudul "Jihad". Waktu pertama saya denger lagu yang berjudul Jihad itu, dengan spontan tanpa uhuy saya langsung berkata : "Wow... Gokil nih lagu, berani total bikin lagu kaya gini, kalau gua bikin lagu kaya gini. Gua pasti bakal jadi korban amukan massa FPI atau yang lainnya". Yah gimana tidak jadi korban amukan massa, wong dilagu itu, bisa dibilang lirik-liriknya ekstrim total, wong dilirik lagu itu ada kata-kata seperti "Fuck your God erase his name, a lady weeps insane with sorrow. I'll take his towers from the world. You're fucking raped upon your death bed".

Nelayan dan Guru (Bukti yang Empiris)

|


Alkisah ada seorang Guru yang sedang berlibur, setelah sepekan lamanya ia bekerja mencari uang untuk menghidupi dirinya, dia memutuskan untuk berlibur ke suatu pulau kecil. Disana ia mendapatkan suasana yang tenang dan damai, sangat cocok untuk mengistirahatkan otaknya sejenak. Setelah beberapa jam ia berjalan menulusuri pulau tersebut, ia melihat seorang nelayan yang hendak berlayar. Lalu ia menghampiri nelayan itu untuk menumpang atau jika tidak diperbolehkan ia ingin menyewa perahu nelayan tersebut untuk menikmati pemandangan dari tengah laut. Setelah melakukan basa-basi dengan si Nelayan tersebut, ia langsung mengatakan keinginannya untuk menumpang atau menyewa perahu tersebut, ternyata si Nelayan tersebut dengan senang hati memberi tumpangan pada Guru tersebut tanpa harus meminta rupiah pada si Guru tersebut.

Yah, sekarang mereka sedang dalam perjalanan. Melihat si Nelayan terlihat lelah, ia hanya melakukan dialog-dialog kecil untuk melupakan lelah yang telah hinggap di tubuh Nelayan tersebut sekaligu membunuh waktu. Dari dialog kecil tersebut, tanpa disadari perbincangan mereka telah sampai pada ruang yang teramat sakral, yaitu mereka membicarakan Tuhan.

Tuhan, Manusia dan Boneka

|


Pernahkah anda melihat seorang anak kecil bermain boneka barbie, bepe-bepe'an (Kalau masih ada), bermain robot kecil, dan lain-lain ?

Pernahkah membayangkan bahwa yang dimainkan itu adalah Manusia dan yang memainkannya itu adalah Tuhan yang Maha Bijaksana ?


Jika pernah, apa yang terjadi bila mainan tersebut membuat kesalahan ?

Apakah dicaci maki oleh anak itu atau dimarahi habis-habisan ?