Makna Sebuah Pewarnaan (Terinspirasi Saat Main di CK)

|


Aku berdiri, terdiam, meratapi segala hal yang terjadi disekitarku. Tidak ada yang istimewa yang terjadi disini, mungkin jika dia yang telah pergi jauh dariku melihat semua ini, dia akan melakukan hal yang sama seperti yang kupikirkan, yaitu berlari sejauh mungkin. Dari ketidak istimewaan ini, aku sangat menginginkan dan menuntut supaya keistimewaan itu datang dan terjadi disini dengan tiada akhir. Lelah melihat beberapa orang dari kelompok satu ke kelompok yang lain saling tuding menuding siapa yang baik tanpa memperdulikan perasaan orang lain yang terpotong, tertembak atau bahkan meledak oleh senjatanya yang sudah ia miliki sejak kecil.

Beberapa orang dilingkunganku sering mencaci, menghujat, menyerang dari kelompok satu ke kelompok lain, yah inilah tempat yang sangat kubenci, yaitu 'Lingkarang Brengsek", dimana terdapat beberapa lingkaran di dalam lingkaran ini, lingkaran yang ku harapkan musnah bersamaan dengan kebencian mereka kepada kelompok lingkaran yang lain. Tidak ada kedamaian disini, tidak ada sedikitpun, entah itu dari sesama kelompok atau antar kelompok lingkaran. Mereka selalu disibukan dengan kebencian mereka, menanamkan kebencian kepada kelompok mereka terhadap kelompok lingkaran yang lain. Tak ada yang ingin ku pilih disini, semuanya mengajarkan suatu kesamaan, yaitu kebencian, entah itu lingkaran hijau, kuning, dan merah, semua sama, sama-sama mengajarkan kebencian, disibukan dengan kebencian, sehingga mereka tidak mengerti arti kedamaian, atau mungkin mereka sama sekali tidak tahu apa itu damai, layaknya "Orang kota yang membawa tekhnologi tinggi ke daerah pedalaman yang tergolong primitif".


Melihat tak ada yang bisa kuharapkan disini walaupun aku berdiri sangat lama melihat mereka, berteriak dan mengajarkan mereka apa itu arti kedamaian, akupun memutuskan diri untuk keluar dari lingkaran ini, bukan lingkaran suatu kelompok, tetapi lingkaran tempat para kelompok lingkarang berwarna itu berkumpul. Aku berjalan tanpa memperdulikan seorangpun yang memanggilku, hanya sendiri dan ditemanni oleh iringan musik yang ada diotakku untuk menenangkan hatiku, langkah demi langkah ku ayunkan, hingga akhirnya aku terjatuh, tersungkur didepan seseorang, tak ku lihat wajahnya saat aku terjatuh, hanya kakinya yang ku lihat saat itu, dia pun mengulurkan tangannya ke arahku, bermaksud menolongku. Yah, dia orang pertama yang perduli dengan orang lain, aku tak tahu dia berasal dari kelompok mana, yang jelas aku tidak memandangnya penuh dengan kebencian jika dia tidak berasal dari kelompokku. Saat aku berdiri, dia menatap wajahku sambil tersenyum, aku hanya menatap senyumannya itu dan tidak membalas senyumannya, kucoba kembali berjalan, baru beberapa langkah yang terayun dari kakiku, aku mendengar ia memanggilku. Saat itupun kami melakukan dialog hangat, entah mengapa aku merasa sangat nyaman bersamanya, seolah keinginanku sudah mulai berhasil kuraih sedikit demi sedikit, kedamaian, dan tidak ada kebencian, itulah yang menyebabkan aku sangat nyaman bersamanya.

Beberapa jam waktu sudah terbunuh karena berbicara dengannya, ia mengajakku untuk ikut pergi bersamanya, dan akupun bertanya "Ke kelompok mana kita akan pergi", "Entahlah, akupun tidak tahu apa namanya, nama kelompok tidak terlalu penting bagiku, tapi bagaimana cara kami memaknai hari demi hari, itulah yang terpenting dalam kelompokku". Aku sempat terdiam, terkagum oleh apa yang ia katakan saat itu, karena hanya dialah satu-satunya orang yang kutemui yang memikirkan tentang makna hidup dan perdamaian, saat itupun aku bertanya padanya "Mengapa hanya aku yang kau ajak, mengapa mereka yang sedang disibukan oleh kebencian tidak kau ajak", dia menghentikan langkahnya, menatap mataku yang terlihat penuh tanda tanya didalamnya, dan dia menjawa "Karena kau manusia"

Aku sempat bingung saat dia berkata "Karena aku manusia", apakah mereka yang sedang disibukan itu bukan manusia ? setiap langkah, kata-kata itu selalu menjadi tanda tanya besar untukku. Ku putuskan untuk bertanya padanya maksud dari kata-kata itu, "Apa maksud dari perkataanmu, karena aku manusia" tanyaku saat itu, dia hanya tersenyum saat itu, melanjutkan langkahnya, dan saat itu kami bertemu dengan seseorang dari kelompok merah yang sedang menghujat kelompok kuning berkata "Dasar kau kelompok anjing, bahkan kau menjadi sama seperti anjing". Mendengar dan melihat hal itu, dia berhenti sejenak dan berkata "Apa kau sudah mengerti ?" tanyanya padaku. Aku yang masih bingung dengan apa yang dia maksud langsung bertanya "Mengerti apa ?", dia menjelaskan padaku tentang binatang yang saling menghujat yang baru kami temui, dia berkata "Hanya binatang yang sanggup melakukan hal itu", setelah ia berkata seperti itu, akupun mengerti maksud dari segala ucapannya padaku. Aku dan diapun kembali melangkah. Tak lama, kami sampai di suatu tempat, tempat yang sangat biasa, tidak ada hal yang istimewa, kecuali orang-orang disini yang membuat tempat itu menjadi istimewa. Mereka disini datang dari kelompok lingkaran yang berbeda, tapi mereka tidak memandang dengan penuh rasa benci antara satu dan yang lain, mereka selalu melakukan obrolan antara satu dan yang lain, mengutarakan pendapat, tidak mendahulukan supaya pendapat ia yang digunakan, tapi dari obrolan itu mereka dapat memahami satu sama lain.

Sekarang aku tahu mengapa mereka disini, saling berkumpul tanpa membedakan mereka berasal dari kelompok lingkarang yang mana, mereka berkumpul karena mereka manusia, sama seperti diriku yang juga manusia. Salah seorang dari mereka mendekati diriku dan berkata "Keindahan lingkaran ini tidak akan pernah terjadi karena suatu warna telah mendominasinya menjadi satu warna, keindahan lingkaran ini sama halnya seperti pelangi"

0 komentar:

Posting Komentar